kRonoLoGi TeRkeSan..

buta yang tuli yang bisu yang mati,
terbiar rakus domba hitam liar dihati,
robek dikopek disiang lumat isi,
terlahir dambaan perindu sepi,
dek terluah kata tercari mimpi,
benar terkesah ilmu terjadi,
bakal timbul jua saat hari-hari....

pertama mula terkesan hati,
rasa JIWA ingin dekati,
rasa-rasa lah hidupkan kembali,
mulakan langkah selangkah demi,
biar tiada yakin miliki,
namun mata terus mencari...

kedua lanjut terkesan hati,
rasa SUKA pula menjadi,
rasa-rasa ingin memilikki,
buat pasrah gerak geri,
kejutkan jiwa kalbu nurani,
kesannya cuba-cuba memberi...

ketiga terus terkesan lagi,
rasa SAYANG makin menggilai,
membunuh jiwa yang buta dan tuli,
berkata hidup segala mati,
nikmati rasa-rasa yang ini....

keempat lagi menjelma kini,
rasa CINTA gegarkan hati,
runtuh ego segala logik,
miliki impian kekal kembali,
terusik kata-kata abadi,
kesannya indah terus hiasi...

kelima akhiri dengan murni,
rasa NAFSU terkesan suci,
kerna muncul paling arti,
hargai setiap persatu diberi,
menilai jiwa tidak sendiri,
menusuk nafsu paling suci,
fikir tiada jajahan lagi,
kerna disini tiada logik lagi....

ini satu kali kronologi,
ini adalah paling abadi,
miliki sentiasa rasai,
seni-seni mulia teruji,
fasih tulis bicara rumi,
doa terus berserah telusi,
amin kepada amin kembali.

unTuK RinDu-RinDu

rindu lagi mengusik diri,
detik berganjak terasa henti,
lama nian rasa menanti,
kalbu berisi dendam suci,
suara burung terbang tak tinggi,
bunyi angin meresah diri,
kepak tak sampai melibas diri,
muka tak padam tiupan angin,
akibat rindu suri dihati...

diam alam rasa menanti,
bila jiwa bintang hiasi,
alam tak malu minta kasehi,
melayang hati pergi temani,
terima cinta jauh berhari,
moga kekal erti merindui,
doaku kaseh menyusul nanti,
tiba berjumpa sayangnya lestari...

AyeR RinDu HaTi

menari lagi dikala-kala ini,
gerakkan tari si gala-gala hati,
panculkan bunyi irama indah rumi,
nikmati suri jiwa lubuk dalami,
kejutkan cinta suara alam ini,
lestari budi elak ikat di kaki,
pasti dan pasti rindui Sang Kekaseh,
puas berlari mencari jauh pergi,
hidup dicari kerna mati disini,
mengalir tangis kering dek angin syurgawi......

rindu segunung bisa rebah setaji,
akibat ilmu dalaman tiada suri,
buang semua biar tiada logik,
terima ilmu dari seninya hati,
ilham maha yang maha memberi,
rasa sendiri namun bukan sendiri,
namun perigi dalam mana digali,
gema berteman bisik kembali ke hati,
seorang pergi beribu menemani....

kembara air mata dahului,
merintih pedih tikam diri,
gara kabala gegar tangisi,
getar naluri sedu tak mati,
terus bergoncang tbuh disesali,
terkedu kalam bicara hati,
bingkas cinta sedang menyelimuti....

bUaT aKu LupA, bUaT aKu inGaT...

tersilau dek mata renungmu,
pancarkan rasa yang seketika itu,
kerna lupa aku,
hadirkan bengismu,
akibat silau itu,
buat ingat aku,
sedari ada rasa yang dituntuti,
tuntut hati mu yang bangun,
akibat mati oleh seri ku...

kamu untuk kamu,
ya! kamu yang ku sebut ratu,
ya! kamu juga yang bingung dulu,
yang ku ubati dengan ramahlembutku,
ya! akuilah aku katakan kamu,
angguk kan dagumu,
yakinkan diri bahwa ku bicara tentang mu,
ya jujur tentangmu,
tulis ini untukmu juga buatmu,
usah ragu lagi oleh ragumu,
ini untuk kamu,
ya! kamu... dengarkanku,
tolong dengarkan untukmu,
hanya untumu dengar rayuku,
MAAFKAN DAKU ATAS RASAMU.....
Maafkanlah dengan cinta Tuhanmu...
senyumlah kembali padaku....
aku adalah penantara oleh Tuhanmu, untuk tenangmu....

diri dibawa diri,
langkah demi pergi,
tidak benci bukan jua lari,
cuma beri ruang diri,
diri itu dirimu,
yang lebih baik untukmu,
jika perlu,
aku bisa hadiri,
hadiri untukmu untuk tenangmu,

senyumlah,
kembali senyum,
buat ukiran indah,
bibir yang milikmu, maafkanku.

Utk MaNis Ku : MaaF aTas RaSa iKhLas Ini..

manis... maaf... saya minta maaf... saya minta maaf atas keikhlasan ini....

sekarang kebingungan melanda... melandaku... akibat budi ini.... saat ini....

sememangnya saya mahu.... mahu kamu... kamu insan itu.... insan abadi....

namun ku takut.... takut kekuranganku.... aku kurang darimu... kosongnya aku....

manis..... bahagia ini... bahagia yang kau beri.... beri aku rasa... rasa indah....

namun manis ku.... ku risau.... risau tak memilikimu.... NAMUN ku IKHLAS...

usah risaukan ku.... ku terima.... terima andai ditolak.... dah lama ku sedia...

sekarang ku rasa.... ku perlu berlalu.... berlalu dgn ikhlasku.... utkmu... utkku...

jangan terganggu... terganggu oleh pergi... perginya aku darimu... itu ikhlas dariku....

hanya kau... hanya mahu kau tahu.... besarnya kasehku... kaseh padamu... luasnya rinduku... rindu padamu.... letihnya aku.... letih atas janji ikhlasku... NAMUN ku JUJUR IKHLAS.... letih berlalu pergi.... pergi utkmu.... untukmu... untukku....

manis... rasa tidak logik ini.... hanya buatmu... ia akan menemani mu... sedia selalu untuk segalanya jika kau perlukan aku.... aku penuh budi... penuh kaseh....

MeNgeJar CyinTa uTk PeLuk.

sedang mengejar cinta azali sambil didatangi cinta-cinta kecil yang pintakan budi bagi melestarikan hidup ini.. budi bukan masalah... tapi cinta dari jasa budi buat sesuatu bakal berlaku dalam diri.... diri yang terhapus akibat mencari cinta bakal mengenang logik kembali.. itu yang aku tak mahu... cinta kecil yang bakal mengenang cinta dunia... dan seterusnya bakal melupakan cinta azali....

yang dikejar untuk memeloki adalah azali.... yang hadir menguji yang itu lagi.... kerna itu aku sering ingatkan cinta kecil yang asal nya dari azali jua ini kembalilah mengenang cinta azali yang bisa sama-sama kita pelok dan dakap dgn mulia cinta agung...

budi bisa terjadi dan ia akan menjadi alamat pemudah bagi bersuluk kenal diri kenal cinta... maka biarkan budi melestarikan hidup tapi jgn terperangkap dalamnya.. kerna keliru bisa timbul...

aku bicara bersama logikku bukan logik rosak dunia... logikku adalah logik maha satu yang agung!! AKU MENGEJAR YANG ITU MAKA HADIRKAN YANG ITU....

SanG PuTeRi....

malaimu puteri,
buat rebah jantung,
buat hati muluk-muluk,
terang mata menatap,
rongga dalam turun naik,
kalbu bisa tewas daki,
iman minta janji lagi...

kenalmu puteri,
rasa terasa rasa-rasa,
tiada tak bermaksud tiada,
bikas bangkit lutut berdarah,
ku siram ubat bagai cium,
buat tutup koyak dulu,
impian untuk berseri lagi,
terus alun suara suci,
buatmu kita kenal diri...

tegur ringkasku,
"tuan puteri"
biar telus biar lurus,
agar sambut jatuhnya tidak,
seri salam dalam senyum,
tidak berwajah haya gambaran,
gurau pada suatu tika,
bunyi tawa gambran telinga,
lestari kita jadi dia,
agar satu dalam mega....

puteri... tuan puteri....